Friday, September 01, 2006

Goodbye

Sudah sekitar tiga tahun ngeblog, tapi terkadang saya masih sering terkagum-kagum pada wadah maya ini.

Ajaib aja.

Ajaib, hanya dengan membaca blog seseorang -tanpa berkomen, tanpa meninggalkan pesan di shoutbox-nya, tanpa menyapa, tanpa membuat dia tahu bahwa saya ada dan sering mengunjunginya- saya sudah bisa merasa dekat pada si empunya blog.

Sok kenal? Iya, mungkin. Padahal apa yang ditulis orang itu di blog mungkin cuma sepersekian dari kehidupannya, ya?

Seperti kejadian baru-baru ini.

Sekitar minggu lalu, saya berkunjung ke blog ayah tiga anak. Setelah membaca komen-komen di postingan terbarunya, saya dapat link ke blog ibu ini: Bunda Zidan & Syifa.

Begitu melihat halaman si Bunda Zidan-Syifa, saya baru sadar kalau dulu saya sudah pernah berkunjung ke sana.

Baca baca baca, lihat-lihat fotonya, lihat-lihat resepnya, melihat tampang pemilik blognya (kok mirip banget sama adiknya suaminya adik saya ya?), lalu terjadilah hal itu: Saya merasa mengenal si Bunda.

Besok-besoknya, saya datang dan datang lagi. Saya bongkar-bongkar archive-nya, jatuh cinta pada kedua anaknya yang manis dan pintar, tertawa-tawa membaca sebuah postingan, terharu di postingan yang lain.

Saya membatin dalam hati: Mbak ini nyenengin banget ya, orangnya? Sepertinya dia menikmati every single second of her life. Tulisannya ringan, lucu, dan berkisar kehidupan sehari-harinya di Singapura: Ngurusin anak, masak, bikin kue, ngajar orang lain bikin kue, jalan-jalan, makan-makan...
Apa adanya. Nggak pernah terjebak untuk menulis sesuatu yang... (apa ya namanya?) pretensius (???).

Dan anak-anaknya... Ah... tadi saya sudah bilang kan, saya jatuh cinta pada anak-anaknya? Tempo hari, setelah membaca sebuah postingan, saya jadi nggak sabar menunggu anak saya lahir dan jadi batita. Supaya bisa mendengar dia berceloteh.

Beberapa hari belakangan, dalam perjalanan pulang kantor, saya punya bahan cerita baru untuk dibagi pada suami. Biasanya dia senyam-senyum aja mendengar saya bercerita.

Dan saya masih juga belum menampakkan diri, meskipun sudah ada niat.

Rabu kemarin (30/8), waktu membuka blognya, saya kaget karena shoutbox si Bunda penuh dengan kalimat 'semoga cepat sembuh', 'semoga cepat sadar, ingat Zidan dan Syifa', 'semoga dikuatkan'.
Dari blog kawan-kawannya, saya jadi tahu kalau dia sedang terbaring koma di rumah sakit. Padahal, posting terakhir tanggal 29/8 masih bernada ceria karena ummi-nya si Bunda sedang berkunjung ke Singapura.

Aduh, sedihnya.. Beneran, saya sedih, bukan sok sedih (ngapain juga, ya?). Ikut berdoa, ikut baca Yassin menjelang Maghrib kemarin, ikut memantau update-an di blog-blog lain.

Lalu tadi pagi, dari blog ibu ini, saya dapat kabar that she didn't make it :(

Innalillahi wa innailaihi rajiuun...

Soe Hok Gie bilang, beruntunglah orang-orang yang mati muda dan yang paling sial itu orang yang berumur panjang.

Good people die young.


Selamat jalan, Mbak Inong. Kemarin saya bertanya-tanya dalam hati, kenapa saya “dipertemukan” dengan kamu menjelang ajalmu. What should I learn from you? Maaf, saya nggak percaya sama yang namanya 'kebetulan'. There's gotta be something bigger behind all things.

I pray for you, your family, and especially your little ones. Semoga Allah menjaga kalian semua.

Saya nggak tahu apa ucapan Soe Hok Gie soal mati muda itu benar. Yang jelas, saya tahu kalau kamu MEMANG orang yang beruntung. Saya yakin, begitu banyak yang sayang sama kamu meskipun kamu mungkin belum pernah bertemu muka dengan sebagian orang-orang itu.

Dulu saya pernah membatin, kalau tulisan saya bisa menyentuh hati SATU orang saja, betapa beruntungnya saya.

Well Mbak..., you've touched mine, and I thank you for that.


Goodbye for now.

Tuesday, August 22, 2006

Di Depan Rutan Salemba

Engkau mungkin takkan pernah tahu
(dan sampai kapan pun aku takkan memberitahumu)
Siang terik itu aku tergugu sejenak di lapangan parkir,
di seberang rutan
Memandangi tembok tinggi yang menghalangi kita
Begitu dekat, hanya terhalang tembok
Begitu jauh, karena dihalangi tembok
Aku mengira-ngira,
sudah berapa kali pikiran itu melintas di kepalamu
Untuk melompati tembok
dan berlari mendapati anak istrimu

Sailor Moon VS Orang Kaya

Sekitar tahun 1997 lalu, saya bercita-cita jadi Sailor Moon, superheroine pembela kebenaran yang selalu tampak cantik dengan rok mininya.

Sekarang, hampir 10 tahun kemudian, cita-cita saya berubah: Saya 'cuma' ingin jadi orang kaya. Iya, orang berduit, supaya bisa memperbaiki pagar rumah tanpa banyak cingcong dan tak perlu terkenang-kenang pada para TKW dari kompleks sebelah -pelanggan VIP Wartel Global di masa jayanya- yang kini tak pernah datang lagi karena sudah pada punya handphone.

Thursday, August 10, 2006

Sita oh Sita

Pas liputan tadi, ada bintang tamu: Sita RSD. Aduuuuww... cantiknya... Sejak pertama kali RSD muncul, Sita selalu jadi favorit gue. Ternyata aslinya jauh lebih cantik daripada di foto atau TV. Kulitnya putih, rambutnya panjang agak-agak bergelombang gitu, badannya tinggi, hidungnya mancung dan ada tahi lalat kecil di batang hidungnya.

Seperti testimonial Sita di acara tadi, awal tahun 2002 lalu, berat badannya masih 89 kg. Sekarang? Cukup 62 kg aja. Sembilan bulan pertama, dia berhasil turun sampe 22 kg! Hu hu hu, hebat amat...

Selama 7.5 bulan hamil, kayaknya gue nggak pernah ngebatin pengen anak gue nanti kayak siapa. Tapi tadi, di acara itu, tiba-tiba aja gue ngomong dalam hati: “Aduuh..., kalau anak gue cewek, semoga cantik kayak Sita RSD gitu yaa...” ;)
(Eh, tapi ntar orang2 malah bingung kali ya? Masa' muka ibu bapaknya semblep-semblep, tapi anaknya kinclong geneh??? Hehehehe... Amiiin...)

Terus, tadi juga pertama kalinya dalam hidup, gue punya niat untuk foto berdua artis!
Bwahahahha... Norak amat ya. Tapi beneran, sebelum2nya, siapa pun lewat depan gue sih bodo' amat (kecuali Udjo Project Pop. Waktu dulu dia mampir ke kantor gue, gue panas dingin :D Tapi sama Udjo sih lebih pengen kenalan, bukan pengen foto bareng).
Eh, tapi tadi foto bareng Sitanya ngga kesampean ding, soalnya dia keburu dibajak kru infotainment :P

Thursday, August 03, 2006

God's Opinion

"A baby is God's opinion that the world should go on."

(Carl Sandburg)


A really nice explanation, Carl :)
Thank you.
Now i know what to say to my (future) children when they ask me 'the difficult question.'

Tuesday, July 18, 2006

Missing You

For the truth, I know takes longer.
I've the cunning of the tigger and the wisdom of the trees.
I won't be sad,refuse the sorrow.
I look forward tomorrow.
I'll release my anger,
'cause I'm proud to be a dread.

I'm kissing you.

Pride can stand a thousand trials
The strong will never fall
But watching stars without you,
My soul cried. Heaving heart is full of pain,
Oh, oh, the aching.

'Cause I'm kissing you, oh.
I'm kissing, oh.

Sebelum nikah, bahkan sebelum pacaran, masih PDKT, suami saya (yang saat itu masih 'calon') pernah bertanya sesuatu. Waktu itu kami sedang duduk di Bakoel Koffie Cikini (oh, I miss the place..), menikmati sore, ngobrol-ngobrol, membaca majalah gratisan. Dia memperlihatkan pada saya cara jitu bermain MasterMaze, saya bilang caranya curang.
Lalu pertanyaan itu terlontar,
"Have you ever missed someone, even if the person is sitting right next to you?" :D

Hehehe, kalau diingat-ingat lagi, kalimatnya gombal juga. Dan saat mengetik postingan ini saya baru kepikiran: mungkin saya bukan orang pertama yang dia tanyai seperti itu.
Anyway, waktu itu saya cuma menjawab lempeng, "Nggak pernah. Kalau kangen ya berarti karena orang itu jauh."
Dia mengangguk-angguk.

Lucunya, sekarang setelah kami nikah, saya jadi sering kangen sama dia, meskipun kami berada di ruangan yang sama, meskipun sedang berbaring samping-sampingan.
Terutama belakangan ini.

Sudah dua minggu ini kami pindah. Dari 'tempat itu' ke rumah orang tua saya. Finally, I got my freedom back, walaupun tidak 100% karena sekarang pun judulnya masih nebeng.

Berarti sudah dua minggu ini juga kami beradaptasi, khususnya dia. Selain beradaptasi dengan tempat tinggal baru (plus penghuninya yang kadang-kadang ajaib), dia juga sedang beradaptasi dengan pekerjaan barunya. Kami juga harus beradaptasi dengan pengaturan waktu baru. Jam empat subuh bangun, pukul setengah enam pagi sudah harus berangkat ke kantor :( . Padahal, waktu masih tinggal di 'tempat itu' (yang notabene dekat dengan kantor), kami baru mandi pukul tujuh dan berangkat ke kantor sekitar setengah sembilan.
But well, everything has its own price, and I'm not complaining about this actually (at least, not yet, hehehe)

Bagi saya, yang lebih sulit dari beradaptasi pada kondisi-kondisi baru ini, adalah melihat suami saya beradaptasi. Kalau saya terbiasa melewati proses adaptasi dengan diam dan tahu-tahu mewek, dia beradaptasi dengan manyun dan ngomel- ngomel :P
Selain itu, sekarang setelah lebih dari setahun menikah, segala masalah rumah tangga yang 'klise tapi nyata' itu mulai (lebih sering) bermunculan: beda pengaturan uang, beda pendapat (dia merasa benar, saya merasa nggak salah, hehehe),beda kebiasaan, beda prioritas, beda kebutuhan, dan beda-beda lain yang membuat kami lebih sering perang tarik urat saraf.

Situasinya mungkin lebih sulit karena sekarang saya juga sedang mengandung; lebih cepat capek, lebih sensitif, lebih ingin dimaklumi.

Sejak pertama kali tahu saya hamil sampai sekarang (jalan tujuh bulan), entah sudah berapa puluh kali saya mendengar ucapan ini: "Orang hamil itu jangan stres... Jangan sedih... Jangan mikir yang berat-berat... Santai aja..."

TAPI BAGAIMANA MYUNGKIIIN WEICEEEEEEEE......????

Iya, bagaimana mungkin tidak stres kalau badan ini ogah diajak kerja sama.
Duduk agak lama = pinggang pegel, kadang-kadang punggung juga.
Berdiri agak lama = perut mengeras, memberat.
Berbaring = nyeri-nyeri di pinggang dan panggul.
Bangun setelah berbaring = tidak bisa berputar ke kanan karena sakit, tidak bisa mutar kiri karena sakit, tidak bisa langsung bangun ke depan karena sakit juga (ini yang paling menyiksa!)
Jalan biasa = berrraaat dan lambaaaattt...
Lari = apalagi dong ah!

Jadi ketika perubahan fisik, persoalan adaptasi dan masalah 'klise tapi nyata' ini harus dihadapi bersamaan, duh makan ati, makan ati! (Harusnya saat ini ada yang ngasih saya teh botol, ya. 'Kan udah makan ati...' Halah! :P )

Above all these, as I said before, I miss my hubby.

Dalam perjalanan pulang, di mobil, setelah menjemput saya dari kantor, dia kadang-kadang sudah tidak punya tenaga untuk mengobrol.

Sesampainya di rumah, setelah makan, bersih-bersih, dan shalat, dia langsung tidur. Kadang-kadang, ritualnya dibalik. Tidur dulu sampai jam 10, baru bangun dan melakukan sisanya.
Terkadang, kalau masih tersisa sedikit tenaga, dia lebih memilih main game komputer, refreshing katanya.

Saya maklum. Serius.
Selama dia nggak ngomel-ngomel (karena satu dan lain hal), I can still take it.

Tapi kemarin, waktu mendengar lagu Kissing You-nya Desree, saya tiba-tiba teringat pertanyaan yang dia ajukan dulu, ketika kami bahkan belum pacaran:
"Have you ever missed someone, even if the person is sitting right next to you?"

..........

Iya, pernah. Sekarang.

Miss you, baby bala bala..

Tuesday, June 20, 2006

Perasaan Paling Sepi

Menurut saya -setidaknya sampai saat ini- perasaan paling sepi di dunia adalah ketika kamu pulang ke rumah, lalu mendapati lampu kamar tidur telah dipadamkan dan suamimu sudah terlelap tanpa menunggumu karena kamu pulang terlambat.

Thursday, June 15, 2006

The Name: Cut Gianna Naifa Dharmawan

Bulan ini istimewa.
Kemarin, Kamis 14 Juni 2006, menjelang adzan Maghrib, keponakan saya lahir lewat proses operasi :)
Namanya seperti di atas itu. Cut Gianna Naifa Dharmawan.
Panggilannya pasti Gigi. Sejak sebelum menikah, adik saya dan suaminya sudah sepakat untuk memberi nama Gigi kalau kelak mereka punya anak perempuan. Dan kemarin mereka dapat anak perempuan. Thank U, Allah :)

Beratnya 2,4 kg. Tingginya (kalau nggak salah) 45 cm.
Mendengar beratnya ‘cuma’ segitu, saya kaget juga. Pasalnya, selama hamil, bobot adik saya naik sampai 22 kg! Ouch!
Bayinya putih. Tapi menurut cerita orang-orang, bayi masih bisa berubah-ubah.
Saya sendiri belum lihat langsung. Baru lihat di layar kamera digital.
Ajaib ya, adik saya kok bisa punya anak.
Padahal dia sendiri kan juga masih kanak-kanak... :D

Semalam waktu menengok dia di rumah sakit, saya takjub melihat adik saya yang bengep-bengep. Kayak petinju yang sudah bertarung sengit 10 ronde tapi akhirnya KO juga. Hehehe...
Saya baru sadar, ini pertama kalinya saya menjenguk orang yang benar-benar baru bersalin. Selama ini, saya hanya pernah melihat ibu-ibu setelah beberapa hari melahirkan. Saat saya datang, adik saya sudah mulai merasa perih-perih di perut. Efek biusnya sudah mulai menghilang, rupanya.

Saya jadi ingat salah satu adegan dalam film komedi situasi Suddenly Susan. Waktu itu Susan yang baru patah hati bertanya pada Nana, neneknya:
“Kenapa sih, kita harus bertemu pria-pria yang ‘salah’ dulu? Kenapa kita nggak langsung menemukan ‘the one’ saja?”
Si Nana menjawab:
“Maybe it’s the same as delivering a baby. You have to go through all the pain before finding out how full of magic he is.”

Welcome to the world, Baby Gigi!
Tante Eyi is here for you :)


PS: Kandungan saya sendiri sudah lima bulan lewat. Mual-mual sudah lama berlalu. Aah... senangnyaaa... Tapi sekarang sakit pinggang, sakit pinggul, sakit punggung menyerang. Halah...
Insya Allah, due-nya Oktober. Mohon doa restu ya teman-temaaaaan.... :D

Gara-gara Bola?

Tadi malam, saya naik taksi tarif baru dari Kuningan ke arah Pondok Kopi.
Supirnya ngantuk!!!
Mula-mula saya nggak sadar. Tapi lama-kelamaan saya merasa laju mobilnya makin lama makin tidak enak. Sewaktu saya intip di kaca spion, halah, mata supir tinggal segaris!!!
Waktu mobil berhenti sejenak karena lampu merah, dia malah merem sa’merem-meremnya! Waktu jalan di depan agak lengang, dia justru jalan pelaaaan.... sekali.

Pagi ini, saya naik taksi lagi. Kali ini tarif lama. Dari sekitar Kampung Melayu ke Kuningan.
Suami saya turun duluan. Saya masih melaju dengan taksi itu menuju kantor.
Tak lama setelah suami saya turun, si supir tiba-tiba berteriak kuenceeeng... “YA ALLAAAAH.....!!!!!!!!!!!”

Huek! Sumpah, saya kaget! Kenapa nih orang? Sutris gara-gara macet? Ah, macetnya juga nggak seberapa...

Tapi ternyata yang kaget bukan cuma saya. Begitu melihat muka saya dari kaca spion, si supir juga langsung kaget.
“Eh, ibu, maaf Bu...” (Wah, salah dua kali nih orang! Udah bikin kaget, sekarang manggil gue ‘ibu’ pula. Kagak tahu gue paling nggak doyan dipanggil ‘ibu’..)
“Kenapa, Pak?”
“Nggak... Saya ngantuk...” (Halah!)
“Waduh, jangan ngantuk dong, Pak! Kan lagi nyupir...”
“Iya Bu. Saya kira udah nggak ada sewa... Soalnya tadi kan bapak udah turun.. Kalau lagi ngantuk dan nggak ada sewa, saya biasa tereak gitu. Saya jadi malu... (Salah tiga kali! Body segede gini, masa ngga kelihatan dari kaca spion???? Padahal, saya kan duduk tepat di belakang dia...)
“Begadang ya, Pak? Nonton bola ya?!”
“Nggak kok, Bu. Saya tidur jam sembilan. Tapi kenapa masih ngantuk ya? (Ah, masa sih? Masa sih? Masa sih???)

Menjelang siang, ketika sudah di kantor, saya mendengar kabar kalau salah satu supir kantor saya kecelakaan. Motornya ringsek pagi tadi. Alhamdulillah dia nggak apa-apa karena sudah keburu loncat.
Tanpa bertanya duduk perkaranya, saya langsung menuduh: “Pasti gara-gara ngantuk! Nonton bola ya, dia?!?!”


Hehehe, si Eyi suuzon aja, ya? Berburuk sangka sama event Piala Dunia. Padahal bisa saja mereka ngantuk karena alasan-asalan lain.
Ah, nggak kok... Saya seneng juga ada Piala Dunia. Soalnya, beberapa hari ini, jalanan selalu lengang ketika saya pulang sekitar jam tujuh malam. Sekalian aja tanding bolanya setahun penuh, biar jalanan tetap lancar...

Tuesday, May 23, 2006

Iseng

Minggu siang kemarin, hubby ngantuk.
He’s a morning person, tapi kalau menjelang siang biasanya tergoda untuk tidur lagi –terutama kalau di rumah.
Melihat dia nyaris ketiduran, saya langsung nggak rela. Soalnya, saya nggak ngantuk. Nanti kalau dia tidur, saya ngapain dong? Nonton TV, nggak ada acara bagus. Baca buku, lagi nggak mood.
Akhirnya, saya mencoba segala cara supaya dia nggak ketiduran.

Pertama, saya mendesak supaya dia bergeser. “Aa, awas dooong... Aku mau tidur di sini. Ini kan tempat tidur akyuuuu....” (ketika kami menggunakan kata ganti ‘aku’, berarti bisa dipastikan kami tidak dalam serius mode on)
Hubby bergeser malas-malasan, lalu membalikkan badan.
“Ih, punggungnya jerawatan! Nih, ada yang udah putih! Pencetin ya!”
“Hmmm..”
Saya lalu memencet asal-asalan, pokoknya asal dia nggak ketiduran.
“Aduh!”
“Nih, hampir pecah nih!” (Padahal nggak)
“Aduh!”
.......
“Aduh!”

Dia lalu menjauh dari saya, ke ujung tempat tidur sebelah sana.
“A, kenapa engkau berpaling dari akuuuu...????”

Diam sebentar, lalu saya mulai bernyanyi-nyanyi sendiri.
“Aku sediiiih.....
Duduk sendiriiii.....
Mama pergiiiiii.....
Papa pergiiiiii.....”
(Salah satu lagu dari masa kecil yang nggak pernah saya lupa. Penyanyinya Yoan Tanamal)

Ajaib, hubby langsung mendekat lagi, walaupun matanya masih merem. Mungkin kesian kalau istrinya beneran sedih ;)
“Diam doong... Ngantuk nih!”
“Ooo.. ngantuk, ya? Mau tidur ya? Mau dinyanyiin lagu pengantar tidur nggak?”
“Ssstt.. Diem!” Hubby berbalik badan lagi, memunggungi saya.

“Ya? Ya? Dinyanyiin, ya? Dinyanyiin, ya?”
.............

(Hmmm... nyanyi apa yang annoying, yaaa...?)
Diam sejenak, lalu saya tancap suara:
“Akang haajiiiiiii..... Sindang palit!” (lagu Sunda yang baru saya dengar beberapa hari lalu. Ngga tahu bener atau salah)
“Hehehe...” (eh, ketawa juga dia!)
“Palitna keee.....”
(Berhenti. Saya lupa lanjutan liriknya)
“Palitna ke mana, A’? Ke sungai Ci... apa?”
........... (nggak ngejawab)
“Palitna keee... sungai Ci.. Ci.. Cikokol...” (asal bangget!)


Hehehe...
Ternyata dia beneran ngantuk. Saya pun nyerah. Setelah terbengong-bengong sebentar, saya bangkit, lalu mandi. Sudah hampir azan dzuhur.

Friday, May 19, 2006

A Nice Quote

Life may not be the party we hoped for.
But while we here, we should dance.

Hey, hey, lucu banget kutipannya.
Bikin semangat.

YAK! BERSEMANGAT! :D

Thursday, May 18, 2006

Depresi?

Dari sebuah majalah luar, Okt 2000:

Signs of Low-Grade Depression

1. You feel sad, dissatisfied or pessimistic most of the time, altough you still have days when you feel normal.

2. Your appetite changes.

3. You're tired most of the time.

4. You have insomnia or you're sleeping too much.

5. You're harder on yourself than you should be.

6. You're not working at your peak, and you're having trouble concentrating.

7. Simple decisions somehow take forever.

8. You feel that every day is more or less a struggle.

If you have 2 symptoms-especially the first one-see your doctor for a checkup, and if you're physically healthy, ask for a referral to a mental-health professional.

Dua dari delapan gejala, katanya.
Dan barusan saya mencontreng empat dalam hati
.

Wednesday, April 26, 2006

An Imaginary Conversation with My Little One

Kemarin pagi, di kamar mandi

+ Bunda kok nangis? Sedih, ya?
- Nggak, De. Bunda nggak sedih. Bunda cuma kesel.
+ Kalo kesel kok nangis? Kalo nangis kan berarti sedih...
- ..... Iya, mungkin sedih sedikit.
+ Kenapa, Bunda? Gara-gara 'orang itu' ya?
- Iya, De. Dia-dia lagi, lagi-lagi dia.
+ Bunda jangan kesel, jangan sedih. Kalau Bunda sedih, dede jadi ikutan sedih.
- Aduuh..., maaf ya, Nak. Masa belum lahir aja kamu udah sedih juga. Nanti kalau udah lahir, semoga kamu ngga cengeng kayak Bunda, ya.
+ Makanya Bunda udahan dong nangisnya..
- Bunda udah nggak nangis lagi, kok.
+ ......
- De, cepet gede ya, Nak. Tumbuh yang sehat dan kuat. Nanti kalau Dede udah tujuh bulan di perut Bunda, ayah mau bawa kita pindah dari sini.
+ Kok mesti nunggu sampai tujuh bulan, Bun? Kenapa nggak besok aja?
- Soalnya perjanjian ayah sama bunda memang gitu, De.
+ Pindahnya ke mana sih, Bunda?
- Belum tahu sih, De...
+ Kok belum tahu?
- Bunda sama ayah mau cari-cari dulu. Pengennya, tinggal di tempat yang cuma ada kita bertiga aja: ayah, bunda, dede.
+ Asyiiik...
- Dede seneng?
+ Seneng, Bun!
- Bunda juga. Tos dulu, dong De..
+ Tossss!!!

(Saya menepuk lembut perut yang membuncit, lalu keluar dari kamar mandi)

End of Conversation
===================

Tuesday, April 04, 2006

Ke-27

Happy birthday dear me :)

Friday, March 10, 2006

....................

Oooooooooh... rindu

Rindu aku akan ketegaran jiwa...

Friday, January 20, 2006

:(

Kenapa ya? Makhluk yang namanya cowok biasanya males disuruh ke dokter? Kalau nggak pakai tarik-tarikan urat leher dulu pasti nggak sah. :(

Wednesday, January 18, 2006

Unwell

All day staring at the ceiling
Making friends with shadows on my wall
All night hearing voices telling me
That I should get some sleep
Because tomorrow might be good for something

Hold on
Feeling like I'm heading for a breakdown
And I don't know why

But I'm not crazy, I'm just a little unwell
I know right now you can't tell
But stay awhile and maybe then you'll see
A different side of me
I'm not crazy, I'm just a little impaired
I know right now you don't care
But soon enough you're gonna think of me
And how I used to be...me

I'm talking to myself in public
Dodging glances on the train
And I know, I know they've all been talking bout me
I can hear them whisper
And it makes me think there must be something wrong with me
Out of all the hours thinking
Somehow I've lost my mind

But I'm not crazy, I'm just a little unwell
I know right now you can't tell
But stay awhile and maybe then you'll see
A different side of me
I'm not crazy, I'm just a little impaired
I know right now you don't care
But soon enough you're gonna think of me
And how I used to be

I've been talking in my sleep
Pretty soon they'll come to get me
Yeah, they're taking me away


...............................................

Ini soundtrack saya tahun lalu.
I wasn't well.
Entah kenapa.
Hope things will get better this year.
I believe things will get better this year.

Demam ‘Narutooooo!!!!’

Suami saya sedang tergila-gila Naruto – kartun Jepang yang katanya pernah ditayangkan di Trans TV, tapi nggak sampai tamat.
Mulanya sih saya senang saja, ikutan nonton dan ngikutin seri demi seri. Tapi nggak berapa lama, saya mulai bosan. Ceritanya sebenarnya lumayan menarik, tapi kagak nahan banget dah (!) kalau si jagoan udah berhadap-hadapan dengan musuhnya. Bukannya langsung mulai duel, mereka ngobrol dululah, flash back dululah, menganalisa kekuatan masing-masing dululah, tatap-tatapan dululah... HALAH! KESUEN, MAS!!!

Tapi suami saya mah teteeuup.... Pagi, siang, sore, malam, kapanpun ada kesempatan, pasti NARUTOOOO!!!
Tadinya saya pikir, “Paling nggak lama. Emang seberapa panjang sih, ceritanya?” Tapi ternyata oh ternyata...
Satu keping CD itu ada 25 episode, padahal total kepingannya ada TUJUH (!), kalau nggak salah. Sampai sekarang, kepingan di rumah kami baru ada tiga atau empat gitu. Berarti sisanya masih... BANYAK! Omigod..

:D :D :D

Cewek Matre Cewek Matre...

Sebelum nikah, saya punya rekening di dua bank: Bank BCA dan Bank Mandiri.

Sekarang, setelah nikah, tambah satu bank lagi: Bank Rommy. Huhehehe..

Ternyata enak juga. Kalau kurang dana, tinggal bilang, “Bagi duit dooong...” Ke mana-mana dibayarin, ongkos dibayarin, makan dibayarin, pulsa abis tinggal minta diisiin, dompet tipis minta ditambahin.

Tentu saja, nggak ada satu hal pun di dunia ini yang BENER-BENER ENAK TANPA ADA TAPINYA. Karena gaji dia sudah habis untuk ini itu, gaji saya nggak boleh terlalu banyak diutak-atik. Harus ditabung, buat beli rumah. Amin amin amin... Tapi akibatnya, gerak-gerik saya jadi terbatas. Mau beli ini itu rada susah. Beli ini nggak boleh, beli itu apalagi. Hehehe...


PS: Ini postingan pertama di tahun baru. Nggak penting buat di-posting dan dibaca sama semua orang, sebenarnya. Tapi untuk membangkitkan semangat ngeblog yang benar-benar mengendur di tahun lalu, saya bertekad untuk lebih sering menulis (lagi) di sini. Apa pun isinya, bagaimanapun cara penulisannya. Segala yang terlintas di kepala saya (coba) tulis saja. Mohon doa restu, semoga saya tak terjebak dalam kemalasan dan kejenuhan berkepanjangan lagi ;)