Friday, January 30, 2004

Pe eR 2004

Tahun 2004 ini, Pe eR saya adalah 'to be more impulsive'.
Caranya begini:
1. Belajar bilang TIDAK ketika pengen bilang TIDAK
2. Belajar NONJOK ketika emang pengen NONJOK
3. Belajar untuk MARAH-MARAH ketika lagi pengen MARAH
4. Belajar bilang, "DIEM LO, BANGSAT!" ketika orang yang sedang bicara itu memang sudah harus dibungkam

Di blog ini Isman pernah berkomentar, "Being an emotional bulimic is never a good thing". Iya juga, ya. Tapi buat saya yang sudah hampir seperempat abad hidup dengan menelan hampir semua emosi negatif, 'being an emotional bulimic' really is an achievement.

*Sigh* Right now I just want to explode..

Monday, January 26, 2004

Kayaknya Bener, Deh ;)

You're Sensitive and you'd like to stay that way..
-Sensitive- You're Sensitive, and you'd like to
stay that way. Sorry,listened to a bit too much
Jewel there. You're sweet and very emotionally
charged. You definitely love the person you're
with, and always want to know how they're
feeling so you can make sure they're happy.

What Kind of Girlfriend Are You?
brought to you by Quizilla

Tuesday, January 20, 2004

Bete II

Semalam, di rumah...

Masuk kamar, ganti baju, *GUBRAK*, tidur..
...................................
"Ey, bangun Ey. Ada Ally McBeal."
"Hmmm.."
"Ally McBeal, Ey!"
"Mmmm.."

Pagi ini, di kantor...

"Kemarin gue mau SMS elo, I'. Kan Sting jadi bintang tamu di Ally McBeal."
"HAH! STING?!!? DI ALLY MCBEAL?? HUAAAAA.... NYESEEEL.."

Bete I

Kalau saya nggak bisa memahami seseorang (dengan kelakukan tertentu yang tidak terlalu menyenangkan), saya lalu berusaha sekadar maklum. Biasanya berhasil.
Tapi kadang-kadang -seperti sekarang, misalnya- memaklumi terus-terusan itu CAPEK!!!! Bikin BETE!!!!!

Friday, January 16, 2004

Tea in the Sahara

My sister and i, have this wish before we die. And it may sounds strange. As if our minds are deranged. Please don't ask us why. Beneath the sheltering sky. We have the strange obsession. You have the means in your posession.

Tea in the Sahara with you...
Tea in the Sahara with you...

The young man agreed. He would satisfy their need. So they danced for his pleasure. With the joy you could not measure. They would wait for him here. The same place every year. Beneath the sheltering sky. Across the desert he would fly.

Tea in the Sahara with you...
Tea in the Sahara with you...

The sky turned to black. Would he ever come back. They would climb a high dune. They would pray to the moon. But he'd never return. So the sisters would burn. As their eyes searched the land. With their cups still full of sand.

Tea in the Sahara with you...

Beberapa hari yang lalu, di kantor, waktu kepala saya pusing dan hidung meler, lagu ini mengalun terus-menerus di kepala. Setiap buka mulut untuk nyanyi, yang keluar cuma "tea in the Sahara with you.., tea in the Sahara with you.." I couldn't think of any other song! Judulnya -seperti reffrainnya- Tea in the Sahara. The Police, best band evah'! Saya cuma pernah dengar satu album, Greatest Hitsnya, dan nggak ada satu pun lagu di album itu yang saya nggak suka.

Saya baru tahu The Police tahun 1999. Seorang laki-laki memperkenalkan mereka. Dari laki-laki itu juga, saya yang waktu itu cuma tahu lagu-lagu top forty, jadi ngeh sama grup-grup band dan penyanyi lama: The Who, The Doors, ELP, Deep Purple, Led Zeppelin, Matt Monro (ooh, I love his song: "Softly as I Leave You"), John Denver (and I'm KREEZZZYY of "Annie's Song"!!!), Sinatra...

Sekarang, setelah empat tahun putus dari dia, kami sudah benar-benar jadi sahabat. Semua perasaan, keinginan, impian, sudah lama lenyap. Tapi ternyata -selain kenangan- ada satu yang dia tinggalkan buat saya. Satu yang sampai sekarang nggak bisa lepas.

Tea in the Sahara with you...
Tea in the Sahara with you...

(But actually..., I'd rather have coffee :p)

Friday, January 09, 2004

DIAM!

Bila hanya diam aku tak tahu. Batu juga diam kamu kan bukan batu. (Ya atau Tidak, Iwan Fals) Bagaimana bisa mengerti. Sedang kita belum berpikir. Bagaimana bisa dianggap diam. Sedang kita belum bicara. (Awang-awang, Iwan Fals) Aku coba untuk tak merasa. Hindari kejamnya dunia. Namun senantiasa. Menjadi khayal semata. Kau diam ... membisu ... (Diam Membisu, Betrayer) Takkan diam, diam, diam. Kan diam, diam, diam. (Takkan Diam, Vessel) Kau marah padaku, aku diam. Kau maki diriku, aku diam. Kau ludahi aku, aku diam. Kau usir diriku, aku diam. ...Kau tunjuk mukaku, aku diam. Kau hina diriku, aku diam. Kau jambak rambutku, aku diam. Kau paksa ku berbuat, ku tak diam. (Diam, Potret) Berapa lama diam . Cermin katakan bangkit. Pohon-pohon terkurung. Kura-kura terbius. (Panggilan dari Gunung, Iwan Fals) Kuletakkan sejenak beban memberat. Duduk diam pikiran mengawang. Ternyata langit tak sebiru dulu. Kita alpa terabaikan selalu. (Dunia Baru, KLa Project) ...Untuk seorang teman -suami satu istri, ayah dua anak- yang sudah seminggu ini diam.

Thursday, January 08, 2004

SMS (Menye-menye 2)

Sesaat sebelum menyebrang, pahaku bergetar. Bukan, itu telepon genggam dalam saku celana. Keypad active..., opening... (sebentar lagi, sebentar lagi..) DUAR!!!! Tubuhku melayang. Jauh, jauh. Sebelum semuanya, menghilang dari pandangan, menjelma kenangan, cuma satu, hanya satu yang mengganggu pikiran: SMS tadi, adakah itu kamu?

... Buat Kamu (Menye-menye 1)

Ada yang kurang malam itu. Malam itu, ketika wajah kita berhadap-hadapan dan satu bola api besar kaugulirkan. Iya, malam itu. Ada yang lupa, belum, akan segera terlontar kini. Dan kalau kamu bertanya, "Buat apa lagi?", maka jawabnya... Jawabnya... Apa ya? Mungkin..., "supaya kamu tahu" atau "siapa tahu." Jelasnya, saya tidak tahu. Apa masih ada gunanya? Mungkin tidak. Tapi bagaimanapun, kalimat ini seharusnya terucapkan. Mungkin..., hanya mencoba menyempurnakan ketidaksempurnaan sebuah lingkaran malam. Sepotong kalimat, suatu perintah, sebentuk permohonan, atau sekadar ujaran: ... jangan pergi.

Tuesday, January 06, 2004

Heart that's Not So Smart

Melihat bulan selalu membuat perasaan saya lebih baik. Menikmati celoteh si adik bungsu selalu membuat perasaan saya lebih baik. Menyimak JK Rowling mempermainkan nasib Harry Potter selalu membuat perasaan saya lebih baik. Menonton Warkop DKI versi lama selalu membuat perasaan saya lebih baik. Memuntahkan segala yang ada di hati...kadang-kadang membuat perasaan saya lebih baik. Jadi lihat, nikmati, simak, tonton, dan muntahkan saja, Ey, sekarang. Agar perasaan, jadi lebih baik.

Friday, January 02, 2004

Harusnya Gue Tinggal di New York!

Ke mana malam tahun baru? Buka kamar, party di Salsa, makan malam bareng keluarga, main kembang api, ngumpul di Monas? Kemarin, 31 Januari 2003, semua orang seperti sudah punya rencana. Saya belum, dan tidak punya rencana. Ada teman-teman yang ngajak ketemu, tapi itu pun masih ngambang, dan kami sama-sama nggak punya ide mau ke mana. Sore-sore, ketika satu persatu orang kantor mulai silam, saya baru sadar: Saya kan belum, dan tidak punya rencana? Tiba-tiba, waktu ngeliat Imel -anak majalah tetangga-, keluarlah kalimat yang sebenarnya sudah mengendap di kepala sejak beberapa hari yang lalu, "Lari yuk, Mel!" (Dia memang partner lari bareng di Senayan) Jawaban Imel -tentu saja- adalah, "HAH? SUMPE LO?" Kemudian dia -tentu saja- menyampaikan berita ini pada kroni-kroninya, "MASA SI EYI NGAJAK JOGGING HARI INI!!!" Dan mereka semua -tentu saja- langsung mengeluarkan kalimat-kalimat yang merupakan campuran antara gak percaya, ngetawain, plus rada kasihan, mungkin. Padahal apa yang salah, coba? Tapi kalau kalimat ini dimuntahkan, jawabannya pasti, "Joggingnya sih nggak salah......, tapi di malam tahun baru???? Ya udah, saya pulang. Sekitar satu jam sebelum tengah malam, saya ketiduran. Nggak ada resolusi tahun baru, nggak pake merenung, nggak bikin kaleidoskop tahunan seperti dulu-dulu. Tidur aja, bablas..... Siangnya, 1 Januari 2004, di SCTV ada liputan tentang perayaan tahun baru di New York. Ribuan warga NY ternyata melewatkan malam pergantian tahun dengan......LARI BERSAMA!!!!!!! TUUUH, KAN!