Hujan Bulan Juni
Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
(Hail Sapardi! Pak Sapardi, makannya apa sih? Kok bisa nulis puisi sebagus ini? Semenyentuh ini? hiks)
Tuesday, September 15, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
selain indah tapi perih lo ey
ketika puisi puisi mewujud dalam cerita hidup lo
believe me
salah satunya puisi ini
Post a Comment