Tuesday, November 29, 2005

A Three Seconds Perfection...

............

is when you wake up early in the morning
when it’s still chill and dark and the rest of your world is still sleeping,
realizing that you are laying on your own bed,
in your own room,
with your husband beside you,
and your own family in the other rooms,
knowing that today is Sunday,
and you can do anything you want,
and you dont have to go to the fucking office,
and doing the fucking job.

PERFECT


(mengenang satu hari sempurna, Minggu 27 November 2005)

Tuesday, November 22, 2005

Doain Ya....

Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya
Doain saya, ya


Ada sesuatu yang sedang saya inginkan. Usaha sudah dilakukan, mungkin belum optimal, apalagi maksimal (emang ada bedanya?), tapi setidaknya itu yang bisa dilakukan dalam waktu cukup singkat.

Katanya, keputusannya besok. Jadi sekarang saya sedang H2C alias 'harap harap cemas' ;)
Deg-degan sih nggak, tapi tetap berharap. Ahai! :D

May the best happen-lah! Amiiin...
Hehehe...

The End of the Holiday

HOLIDAY IS OVER

OVER IS HOLIDAY

IS HOLIDAY OVER

OVER HOLIDAY IS

:(


Bye-bye Holiday! I'll see you soon..

Thursday, October 13, 2005

Asing

Pagi ini, seperti biasa, saya turun dari mikrolet setelah melewati underpass (abaikan fakta ini. Ini tidak penting). Setelah itu, saya melangkah menuju tempat pemberhentian kopaja.
Tep tep tep tep tep tep tep tep tep tep....
Hep, sampai.
Berdiri saya di sana.
Menunggu sejenak.
.....................

Lalu tep tep tep tep, Hep, datanglah wanita ini. Orang kantoran, dengan kemeja hitam garis-garis dan celana hitam pula.

Saya melihatnya sekilas, lalu.......... TENG....... Sial, saya merasakannya lagi!!!
Perasaan itu lagi! Saya pikir dia sudah lama hilang.

Perasaan apa?

Perasaan asing.

Dulu saya kerap merasakannya. Rasa yang sulit saya terangkan sebenarnya. Rasa asing, saya menyebutnya. Sebentuk rasa tak nyaman, kosong dalam dada, aneh, menggelikan, membuat saya berpikir ‘hey i don’t belong in this place’, lalu ingin kabur dan meringkuk sendirian di pojok ruangan entah di mana.

Sebelum naik kopaja yang datang kemudian, saya bertemu seorang teman kantor. Kami ngobrol-ngobrol sepanjang perjalanan dan perasaan itu masih terus ada. Saya bicara dengannya, tapi saya benar-benar merasa berjarak, merasa saya tidak seharusnya berada di sana, tidak seharusnya mengobrol dengan dia.

Wednesday, October 12, 2005

Here's to You :)

One of the things I love most about my husband is: He’s not afraid to love me... OUTLOUD.
He’s not afraid to show anyone, anywhere, anytime, that he loves me. Ahai!

Hehehe, iya, benar.
Dia bisa begitu santainya memanggil saya ‘sayang’ di depan siapapun: Orang tua saya, orang tua dia, eyang saya, nenek dia, saudara-saudara saya, saudara-saudara dia, teman-teman saya, kawan-kawan dia, pelayan restoran, supir taksi, siMbok, orang-orang tak dikenal... Well, you got my point.

Dia juga nggak canggung mencium (kening) saya di pinggir jalan, memandangi saya (yang duduk di jok belakang mobil) dari kaca spion sambil senyum-senyum (padahal selain kami berdua, ada orang tua dan eyang saya di mobil itu), mengirim cake ke kantor dengan tulisan besar-besar di atasnya: ‘Selamat Ulang Tahun Eyi Sayang’, atau... ber-Mmmmmmmuah di telepon untuk menyudahi pembicaraan dan membuat teman-teman kantor di sekitarnya bersuit-suiiit.. atau berteriak “Dicium tuh telepon!” ;D

Hehehe, penting ya?
PENTING!
Apalagi buat saya, yang selama ini mengira kalau laki-laki tidak bisa mencintai dengan cara itu. Saya, yang sering malu dan canggung untuk banyak hal.

Tentu saja, SEBAGIAN BESAR contoh di atas terjadi sebelum kami menikah.
Waktu itu, saya sampai punya motto: ‘Everyday is a valentine’s day.’
Sekarang, setelah hampir setengah tahun menikah, tentu saja mottonya berubah:
NOT everyday is a valentine’s day ;p Makin lama, kegiatan menye-menye begitu makin berkurang. Yang bertambah malah frekuensi berantemnya. Huehehehe...

“Iyalah..., masa mau honeymoon terus?” kata semua orang.

“Mauuu!” kata saya. Saya sih mau. Masa ada yang ngga mau sih? :D

Anyway, kadang-kadang kangen juga sama hal menye-menye gitu.


Baru ingat.
Awal September lalu, pagi-pagi, saya sedang mandi. Dia nonton TV di ruang depan. Tak berapa lama, ponsel saya bunyi, ada SMS masuk.

Sehabis mandi, saya masuk kamar dan langsung meraih ponsel.
Lho?
It was my husband. Dia mengirim SMS dari ruang depan.

Pesannya?
I love you more each day, Ade sayang.

Huhuhu...

..............................................................

HAPPY BIRTHDAY, HUNY...
Wish you all the best. Like they all say, you're only 29 once. This is the end of your 20s, so live your best life :)
Here's to YOU.
See..., i'm loving you outloud now ;)


Oh btw, sampai nanti malam.
Makan makan makan makan makan makan makan makan....

Tenaaang..., tante yang bayar.. :D

Wednesday, September 14, 2005

Kangen (lagi)

Saya kangen rasa itu. Kangen duduk di depan PC dan mengklak-klik mouse, loncat dari satu blog ke blog lain, feeling warm inside, meninggalkan pesan dan komen di sana-sini, senang karena (merasa) kenal banyak orang baru tanpa proses adaptasi (saya selalu sulit beradaptasi), kagum saat menemukan blog dengan cerita menarik atau mungkin cerita sederhana tapi dituturkan secara menarik.

Saya kangen mengurai kata-kata tidak penting di dalam kepala, mengetik sampai kantor hampir kosong dan ditanya redpel majalah tetangga, “Eyi, kehidupannya cuma di depan komputer itu ya?” Kangen pada kesediaan tangan untuk menuruti kemauan otak dan hati ketika ada ide atau pikiran melintas, kangen mengklik ‘publish post’ di blogger.com.


Kok sekarang nggak seperti dulu, ya?

Wednesday, September 07, 2005

SYUKURIN!!!!

HUAHAHAHAHHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHA......
SYUKURIN!!!! SYUKURIN!!!! RASAKAN ITU,WAHAI KALIAN ORANG-ORANG SOMBONG BERSUARA KERAS YANG NGGAK PUNYA MANNER!!!! YA BAPAKNYA, YA IBUNYA, YA TANTENYA, YA ANAKNYA, YA PONAKANNYA, YA TEMANNYA, YA KERABATNYA, YA KRONI-KRONINYA!!!! SYUKURIN...!!! RASAKAN ITU, WAHAI KALIAN ORANG-ORANG TAK BERHATI YANG HANYA INGIN SUARANYA DIDENGAR DAN TIDAK MAU MENDENGAR SUARA ORANG LAIN!!!! RASAKAN ITU, WAHAI KALIAN YANG KETIKA MURKA MAKA SEDAPAT MUNGKIN SELURUH DUNIA HARUS MENGETAHUINYA!!!! HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA...... MALU! MALU! MALU! NANGIS! NANGIS!!

Wednesday, August 10, 2005

Lama Nggak Nge-blog

Kangen ngeblog deh..
Udah lama banget rasanya sejak tulisan terakhir. Bukannya nggak ada cerita, tapi lagi bosen banget aja kayaknya. Kemarin-kemarin itu, jangankan posting di blog sendiri, ngelongok postingan orang lain aja nggak sesering dulu lagi.
Saya juga bosen sama layout blog ini. Pengen ganti layout lain, pengen masuk-masukin foto juga biar ga plain banget kayak gini, tapi... (apa lagi?) mualesssss...

Beberapa minggu ini lagi banyak kerjaan. Ah, nggak banyak-banyak banget sih, cuma rasanya lagi lebih ribet aja dari edisi kemarin. Akhir Minggu ini Insya Allah mau liputan ke luar kota dan masih ada utang satu artikel. Dan bukannya ngerjain itu artikel, saya malah sibuk berkeluh kesah di sini.

Hmmm..., ada cerita apa ya???
Seharusnya sih banyak. Tanggal 17 besok, saya berarti sudah menikah selama empat bulan :) So many stories, so little time so much to do. Banyak enaknya, banyak kesel- keselannya juga. Hehehe..

Hari Minggu tanggal 7 Agustus kemarin, adik perempuan saya yang nikah. IYA, KAWINNYA DALAM TAHUN YANG SAMA. SO WHAT GITU LHOOOOOOH?!?! Ada suara-suara sumbang yang bilang seharusnya nggak boleh, tapi aduuh.. gimana ya, Bismillah aja deh. Lagian adik saya itu udah pacaran hampir enam tahun sama (mantan) cowoknya itu, jadi daripada ditunda- tunda, ya udah dikawinin aja. Udah sama-sama lulus, sama- sama kerja, sama-sama mau, sama-sama siap lahir batin, jadi kenapa kita mesti menghalang-halangi kalau niat mereka baik? Cerita acara kawinannya sendiri lumayan seru. Nanti-nanti aja diceritain.

Udah ya, mau ngetik artikel lagi nih. Doain semoga selesai. Amin...

Friday, June 17, 2005

What is Blue?

Blue is the sea
Blue is the sky
Blue is the happy tears running down a mother's cheek
Blue is beautiful
Blue is the thought rambling on your mind
Blue is hope
Blue is the boyband playing on TV
Blue is a pond hidden deep in the forest

Blue...
is the way I feel right now
:'<

Si Mulut Besi

Akulah Si Mulut Besi
Aku kejam lagi keji
Bila aku pasang aksi
Semua orang pasti ngeri

Hai kamu Si Mulut Besi!
Pergi kamu dari sini!
Jangan tertawa hahahihi!
Nanti kami tambah benci!

Akulah Si Mulut Besi
Sadis jahat tak berhati
Jika aku unjuk gigi
Pontang-panting kalian lari

Hai kamu Si Mulut Besi!
Sudah buruk lagi tuli!
Enyah kamu dari sini!
Biar kami sepi sendiri

Tuesday, June 07, 2005

A New Motto (Ayo, Eyiii....!!!!)



BERANI KARENA BENAR!!!!






(dan jangan pernah takut walaupun salah ;> )

Thursday, June 02, 2005

About Letting Go

"Beruntunglah kita bila pernah memiliki seseorang yang begitu berharga sampai membuat kita sulit mengucapkan selamat tinggal."

Ternyata benar. Semua yang kita berikan pada orang lain:Ucapan, perbuatan, hadiah, sekecil apapun, sengaja atau tidak, asal diberikan dengan ikhlas, ternyata bisa jadi sesuatu buat orang itu.

***Makasih Dee, buat ngingetin gue :)

Friday, April 29, 2005

5W1H

What?
Saya menikah.

When?
Minggu, 17 April 2005 kemarin.

Akadnya pukul 9.00. Molor SATU SETENGAH JAM dari rencana awal. Don't blame me. Perias yang seharusnya datang pukul lima subuh itu baru kelihatan bulat kondenya (bukan batang hidungnya) pukul setengah tujuh pagi! Begitu dia muncul dengan dandanan rapi, saya langsung membatin: Ohh.. nih orang telat karena kelamaan dandan sendiri kali ya?
On the other side, saya sebenarnya girang karena dia terlambat. Bukan apa-apa, saya butuh waktu sekitar setengah jam sampai empat puluh lima menit kemarin untuk memasang lensa kontak. Iya, saya tahu, orang lain mungkin cuma perlu dua detik. Mau apa lagi? I'm a chicken shit. Menempelkan benda asing itu ke bola mata saya? Ewwwww....

Resepsinya pukul setengah dua belas, molor setengah jam dari rencana semula. Seorang teman yang "sangat mengenal" saya bertanya selesai acara, "Lo tuh kawin aja ga bisa ga telat, ya?" Hehe, saya emang rajanya ngaret.

Where?
Graha Kencana BKKBN, Halim, Jakarta Timur.

Why?
Well, why not?
Sebelum ini, saya tak pernah berpikir soal pernikahan. Uh uh, never. Saya tak punya impian tentang pernikahan ideal ala saya. Ada teman ingin pernikahan sederhana yang anggun, ada lagi yang ingin pesta malam hari di Kafe Dedaunan, diterangi obor, ada yang ingin pesta taman. Tapi saya tak punya gambaran apapun.
Beberapa waktu lalu, ada yang bertanya pada saya, "Kenapa lo memutuskan untuk nikah sama dia?" Saya jadi mikir, kenapa ya..?? Saya lupa. Iya, saya lupa apa yang ada di pikiran saya ketika pertama kali menjawab "iya". Mungkin saya menjawab "iya" karena saya justru tak berpikir macam-macam. Padahal waktu itu kami baru-baru saja pacaran. Baru berapa lamanya, saya lupa. Dia juga lupa. Dia lupa kapan dan di mana persisnya mengajak saya menikah.
Yang saya ingat: rasa yang nyaman, hati yang tenang. Bukan kembang api meletup-letup dalam dada, tapi terang lilin yang hangat dan membawa tentram.

Who?
Namanya Rommy . Saya mengenalnya pertama kali lewat blognya (jangan salah orang, dia tidak pakai nama aslinya di blog ;> ) Kami bertemu waktu acara jalan-jalan dengan blogger lainnya, Februari 2004 kemarin. Dia nyaris tidak ikut karena ada penugasan liputan. Di detik-detik terakhir, dia dapat kabar kalau penugasannya diundur. Dan jadilah kami bertemu. Mungkin sudah jalannya begitu.
Thanks to pencipta blogger, whoever u are man :)
Makasih juga buat Jabrik, Okke, dan Atta: Tiga orang pertama yang blognya 'menggoda' saya untuk akhirnya membuat blog sendiri.

How?
How... How apa nih? How was it? How was the wedding, maksudnya?
Well, acara pernikahannya alhamdulillah lancar-lancar aja, meskipun pake ngaret.
How's marriage? So far so good. Saya sendiri suka lupa kalau sudah nikah :D Rasanya seperti masih pacaran, tapi sudah boleh tinggal bareng. Hehehehe....
Pernah dengar cerita soal istri-istri yang memarahi suaminya karena si suami memencet odol dari tengah dan bukan dari bawah? Siapa coba yang belum? Dulu saya pernah berpikir cerita seperti itu terlalu mengada-ada, tapi kejadian sejenis ternyata kami alami sendiri. Bedanya, dia yang memarahi saya:
Dia: Kalau habis dari kamar mandi, klosetnya ditutup dong.. Terus gayungnya ditaruh di pinggir bak, jangan dibiarin di dalam.
Saya: Oo... Iya. Emangnya kenapa?
Dia: Ya biar rapi aja.
Ya ampun, ternyata cerita-cerita itu beneran ya!

Biasanya juga, istri yang membangunkan suami pagi-pagi. But i'm not a morning person. Sekarang malah dia yang membangunkan saya tiap subuh. Saya butuh usaha yang teramat sangat keras buat membuka mata. Selesai solat jamaah, dia biasanya masih duduk di sajadah, baca Quran. Saya? Saya juga masih duduk di belakangnya dengan punggung menempel ke lemari. Ketiduran lagi! Huehehehe...

Jangan marah kalo istrinya bandel ya, Sayang.. U know i luv u so much. Mmmmmmmwaahh! (huhuhu, ngerayu..)

Monday, April 04, 2005

Ulang Tahun (Lagi)

Alhamdulillah, bisa ulang tahun lagi tahun ini :)

Sudah (atau masih) 26 tahun saya. Jadi ingat tahun lalu, merayakan ulang tahun dengan pergi sendirian ke Bogor

..................................................................................................................................... OOps, udah dijemput. Postingan ditunggu sampai besok (atau lusa, atau hari lain. Seperti semboyan saya: "Jangan tunda besok apa yang bisa dikerjakan lusa").

Happy birthday dear me :)

Friday, March 04, 2005

Tidak Sempurna

Saya tahu, saya tidak sempurna.
Saya jauh dari itu.
Saya tahu tidak ada manusia yang sempurna.

Tapi ketidaksempurnaan kadang melelahkan.
Kamu melakukan A B C D lalu kamu pikir itu cukup tapi ternyata tidak karena kamu akan salah kalau tidak melakukan E lalu setelah itu ada F dan sebelum kamu bisa melakukannya, muncul lagi G dan kamu mulai berpikir mungkin nanti ada H I J K L M N O P Q R S...

t-i-d-a-k--s-e-m-p-u-r-n-a

Ketidaksempurnaan itu seperti galon air yang bocor di mana-mana.
Kamu mencoba mengisinya sampai penuh lalu 'menambal' bagian yang bocor dengan jarimu. Satu jari dua jari tiga jari empat jari, lalu kamu mulai takut jumlah jemarimu tak cukup dan galon airnya tidak akan pernah penuh.

Thursday, February 24, 2005

A Conversation, Few Years Ago

Gue:
Gimana seandainya seluruh alam semesta ini cuma latar belakang sebuah film? Gimana seandainya kita semua adalah tokoh-tokoh dalam film yang sedang dibuat –atau mungkin ditonton- oleh Tuhan?
Dan selayaknya sebuah film yang pemeran utamanya PASTI hanya beberapa orang saja, bagaimana kalau gue cuma seorang figuran kecil dan apa pun yang gue lakukan atau katakan sebenarnya ga terlalu berarti, ga penting, dan ga ngaruh.
Mungkin ga, sih?

Seorang teman:
Hmmm..... mungkin aja.
Tapi tenang aja, Ey... Kalau semua ini memang cuma sebuah film, lo sedang duduk di samping pemeran utamanya kok ;-)

Thursday, January 27, 2005

Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari

aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang
siapa di antara kami yang harus berjalan di depan


Petikan dari:
Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari, 1987


SAPARDI EMANG DAHSYAT!

Thursday, January 20, 2005

Satu Pagi, Sebuah Mikrolet, Seorang Pemuda

Pagi itu -seperti biasa- saya mencegat mikrolet di perempatan lampu merah dekat rumah. Setelah mikrolet jurusan Cawang itu datang, saya -seperti biasa- memilih duduk paling pojok, dekat jendela belakang yang besar itu. Tepat di depan saya, duduk seorang pemuda bertopi, telinganya tersumbat earphone. Ini juga biasa. Yang tidak biasa adalah ketika saya tiba-tiba melihat dia mulai mengangguk-angguk.

Apa yang kamu pikirkan kalau melihat seorang pemuda memakai earphone sambil mengangguk-angguk?
"Ah, dia pasti sedang mengikuti beat musiknya."
Begitu? Iya, saya juga -biasanya- berpikir begitu.

Tapi ada sesuatu yang tidak biasa dari anggukan- anggukan si pemuda bertopi yang telinganya tersumbat earphone itu.

Bagaimana saya menjelaskannya?
..............................
Dia mengangguk dengan beberapa anggukan pendek, cepat, dan agak keras menghentak.

Jelas? Belum, ya?
Jadi begini: Kalau satu anggukan = 'tep', maka yang dia lakukan begitu mengangguk adalah 'tepteptepteptep'. Pendek-pendek, cepat, dan agak keras menghentak. Setelah itu diam. Tak lama, dia ber-'tepteptepteptep' lagi.

Terus? Kamu mungkin bertanya, apa yang aneh dari itu? Apa yang 'tidak biasa'? Tidak, seharusnya mungkin tidak aneh, biasa saja. Tapi saya tak bisa menganggap begitu.

Kenapa?
Karena saya tiba-tiba teringat masa kecil saya.
Dulu, jaman SD, saya nyaris selalu punya kebiasaan jelek. Salah satunya -ya, tul!- mengangguk-angguk itu. Beberapa anggukan pendek, cepat, dan agak menghentak.
Saya sendiri tidak tahu kapan kebiasaan itu berawal, atau kenapa. Yang saya ingat, tahu-tahu saya jadi sering mengangguk-angguk. Saya terganggu juga sebenarnya, dan berusaha menghilangkan kebiasaan itu. Kalau keinginan untuk mengangguk datang, saya tahan sekuat mungkin. Tapi biasanya gagal. Tak berapa lama, saya kembali mengangguk-angguk lagi, lebih keras dari biasanya malah, sebagai pelampiasan hasrat mengangguk yang tadi sempat ditahan.

Lalu suatu hari kebiasaan mengangguk itu hilang.
Kok bisa?
Karena saya menggantinya dengan kebiasaan lain.
Bukan jadi menggeleng, tapi berkata 'eb'('e' bedak, bukan 'e' bebek). Ya, betul.
'Eb'. Coba bilang 'eb', tapi katupkan mulutmu. 'Eb', tanpa membuka mulut. Ya, begitu. Tiap beberapa menit sekali, saya spontan berucap 'eb'.

Kebiasaan ini juga akhirnya hilang suatu hari, tapi saya kemudian punya kebiasaan jelek lain (tentunya). Tahu-tahu, saya terbiasa menjulurkan leher. Pendek saja, asal terasa di leher ya sudah.

Masih ada lagi. Saya pernah punya kebiasaan menggosok dan memencet hidung, terutama kalau sedang grogi. Walhasil, hidung saya sekarang adalah organ tubuh yang cukup sering kena sindir orang lain karena bentuknya yang memang mengundang komentar:( Hehehe...

Saraf?
Sepertinya bukan. Toh sekarang saya bisa berhenti dan tak punya kebiasaan jelek lagi. Kata seorang teman yang lulusan fakultas psikologi, saya dulu pasti memiliki tingkat kecemasannya tinggi. Kecemasan itu ditekan sedemikian rupa lalu keluar dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan jelek itu.

Aneh?
Memang. Tapi sepertinya penjelasan soal 'tingkat kecemasan yang tinggi' itu memang masuk akal. Saya dulu MEMANG sering cemas berlebihan, takut pada banyak hal, dan kurang percaya diri. Semua itu masih suka terbawa-bawa sampai sekarang, tapi -syukurlah- dalam taraf yang sudah tak terlalu mengkhawatirkan. Minimal tidak sampai membuat saya mengangguk, ber-'eb', atau menjulurkan leher.


Kembali ke pagi itu, di mikrolet, saat saya bertemu si pemuda bertopi yang telinganya tersumbat earphone dan cara mengangguknya mengingatkan saya pada (salah satu) kebiasaan jelek saya dulu.

Saya memalingkan wajah dari dia, tak berani memandang lagi. Bahkan ketika beberapa orang di samping saya turun, saya bergeser menjauh.

Kenapa?
Karena saya tiba-tiba merasa takut kalau anggukannya itu menular. Saya takut kalau tahu-tahu saya terbiasa mengangguk-angguk lagi.

Dari sudut mata, saya melihat dia mengangguk lagi, seketika saya merasa jijik.
Lho? Kenapa mesti jijik?
Mungkin saya tidak jijik pada dia, atau anggukannya. Mungkin saya jijik karena teringat kalau saya dulu punya kebiasaan yang menjijikkan. Tak tahulah, saya nggak ngerti juga. Yang saya tahu, saya makin merasa tidak nyaman berada semikrolet dengan pemuda bertopi yang telinganya tersumbat earphone itu.

Saya mulai menimbang-nimbang. Apa saya harus keluar dari mikrolet itu dan berganti mikrolet lain?
Ah!

Monday, January 03, 2005

1 Januari Kemarin

Terima kasih Tuhan...






...untuk mengurai kusut dalam kepalaku.