Friday, September 01, 2006

Goodbye

Sudah sekitar tiga tahun ngeblog, tapi terkadang saya masih sering terkagum-kagum pada wadah maya ini.

Ajaib aja.

Ajaib, hanya dengan membaca blog seseorang -tanpa berkomen, tanpa meninggalkan pesan di shoutbox-nya, tanpa menyapa, tanpa membuat dia tahu bahwa saya ada dan sering mengunjunginya- saya sudah bisa merasa dekat pada si empunya blog.

Sok kenal? Iya, mungkin. Padahal apa yang ditulis orang itu di blog mungkin cuma sepersekian dari kehidupannya, ya?

Seperti kejadian baru-baru ini.

Sekitar minggu lalu, saya berkunjung ke blog ayah tiga anak. Setelah membaca komen-komen di postingan terbarunya, saya dapat link ke blog ibu ini: Bunda Zidan & Syifa.

Begitu melihat halaman si Bunda Zidan-Syifa, saya baru sadar kalau dulu saya sudah pernah berkunjung ke sana.

Baca baca baca, lihat-lihat fotonya, lihat-lihat resepnya, melihat tampang pemilik blognya (kok mirip banget sama adiknya suaminya adik saya ya?), lalu terjadilah hal itu: Saya merasa mengenal si Bunda.

Besok-besoknya, saya datang dan datang lagi. Saya bongkar-bongkar archive-nya, jatuh cinta pada kedua anaknya yang manis dan pintar, tertawa-tawa membaca sebuah postingan, terharu di postingan yang lain.

Saya membatin dalam hati: Mbak ini nyenengin banget ya, orangnya? Sepertinya dia menikmati every single second of her life. Tulisannya ringan, lucu, dan berkisar kehidupan sehari-harinya di Singapura: Ngurusin anak, masak, bikin kue, ngajar orang lain bikin kue, jalan-jalan, makan-makan...
Apa adanya. Nggak pernah terjebak untuk menulis sesuatu yang... (apa ya namanya?) pretensius (???).

Dan anak-anaknya... Ah... tadi saya sudah bilang kan, saya jatuh cinta pada anak-anaknya? Tempo hari, setelah membaca sebuah postingan, saya jadi nggak sabar menunggu anak saya lahir dan jadi batita. Supaya bisa mendengar dia berceloteh.

Beberapa hari belakangan, dalam perjalanan pulang kantor, saya punya bahan cerita baru untuk dibagi pada suami. Biasanya dia senyam-senyum aja mendengar saya bercerita.

Dan saya masih juga belum menampakkan diri, meskipun sudah ada niat.

Rabu kemarin (30/8), waktu membuka blognya, saya kaget karena shoutbox si Bunda penuh dengan kalimat 'semoga cepat sembuh', 'semoga cepat sadar, ingat Zidan dan Syifa', 'semoga dikuatkan'.
Dari blog kawan-kawannya, saya jadi tahu kalau dia sedang terbaring koma di rumah sakit. Padahal, posting terakhir tanggal 29/8 masih bernada ceria karena ummi-nya si Bunda sedang berkunjung ke Singapura.

Aduh, sedihnya.. Beneran, saya sedih, bukan sok sedih (ngapain juga, ya?). Ikut berdoa, ikut baca Yassin menjelang Maghrib kemarin, ikut memantau update-an di blog-blog lain.

Lalu tadi pagi, dari blog ibu ini, saya dapat kabar that she didn't make it :(

Innalillahi wa innailaihi rajiuun...

Soe Hok Gie bilang, beruntunglah orang-orang yang mati muda dan yang paling sial itu orang yang berumur panjang.

Good people die young.


Selamat jalan, Mbak Inong. Kemarin saya bertanya-tanya dalam hati, kenapa saya “dipertemukan” dengan kamu menjelang ajalmu. What should I learn from you? Maaf, saya nggak percaya sama yang namanya 'kebetulan'. There's gotta be something bigger behind all things.

I pray for you, your family, and especially your little ones. Semoga Allah menjaga kalian semua.

Saya nggak tahu apa ucapan Soe Hok Gie soal mati muda itu benar. Yang jelas, saya tahu kalau kamu MEMANG orang yang beruntung. Saya yakin, begitu banyak yang sayang sama kamu meskipun kamu mungkin belum pernah bertemu muka dengan sebagian orang-orang itu.

Dulu saya pernah membatin, kalau tulisan saya bisa menyentuh hati SATU orang saja, betapa beruntungnya saya.

Well Mbak..., you've touched mine, and I thank you for that.


Goodbye for now.