Monday, February 16, 2004

In Love with the Past

"Kok tanda tangan lo arahnya dari belakang ke depan, sih?"
Kalimat ini sering terlontar kl ada yang melihat saya menandatangani sesuatu.

"Iya. Soalnya gue orang yang ga pernah bisa melepas masa lalu. Maunya noleh ke belakang."
Ini jawaban saya. Bercanda, sebenarnya. Tapi kalau dipikir-pikir, ada benernya juga.

Nggak tahu kenapa dan kapan sadarnya, saya suka berbagai hal yang berkonotasi 'lama', 'kuno','jebot'.

Saya pecinta buku bekas. Selain murah (ini kecintaan saya satu lagi: cinta BARANG MURAH!), saya suka pemikiran bahwa buku itu pernah dimiliki orang lain -entah siapa, di satu tempat -entah di mana, pada satu waktu, -entah kapan. Bukannya tidak senang dengan buku baru yang bersih dan masih dalam plastik, tapi ada sesuatu dari halaman-halaman kecoklatan yang aromanya khas dan kadang menyisakan jejak si pemilik lama.

'Nickolas, Michael, London 84' - dari buku kumpulan cerita HC Andersen
(London? Lalu bagaimana si buku bisa sampai di Depok? Mm... mungkin Nickolas dan Michael itu anak diplomat yang ayahnya ditugaskan di Indonesia. Atau mereka kebetulan sedang berlibur di Indonesia. Waktu kembali ke London, buku itu tertinggal di kamar hotel lalu ditemukan seorang roomboy yang kemudian menjualnya beserta koran-koran lama. Lalu si buku berpindah dari satu tangan ke tangan lain sampai akhirnya saya beli dalam sebuah bazar buku di kampus FISIP UI tahun '99. Atau mungkin sejarahnya sama sekali lain dari yang saya bayangkan. Siapa tahu?)

'Untuk Kariani yang lagi nganggur. Semoga suka bukunya. Luv,... (tanda tangannya nggak kebaca), 14 Februari 89' - dari "13 Espionage Stories"
(14 Februari? So maybe this is a valentine's gift? .... Kariani marah karena dikhianati pacarnya, lalu semua barang pemberian si pacar dikumpulkan di halaman belakang untuk dibakar. Sedetik sebelum menuangkan bensin, adik laki-lakinya yang berpikiran praktis dan agak materialistis melempar ide: "Ngapain dibakar? Mendingan dijual semua, terus duitnya buat makan-makan, deh."
Atau.. Kariani ternyata menikah dengan pria lain. Satu malam sang suami menemukan buku itu dalam kardus, "Lho, Ma? Kok kado valentine dari si kampret masih disimpen sih? Aku nggak mau tahu, pokoknya buku ini harus disingkirkan!!!
Atau... mungkin tak ada kaitannya dengan Valentine sama sekali. Masa kado Valentinenya buku tentang spionase, sih?)

'Liem Ie Nio, 1954' - dari "Christmas Carol", Charles Dickens (1954? Mama saya bahkan belum lahir)


Saya penikmat musik oldies. Sampai sekarang, saya tidak tahu banyak soal siapa menyanyikan apa, lagu ini dipopulerkan tahun berapa, dst, tapi setiap mendengar lagu jaman dulu, saya selalu senang. Walau nggak sesenang itu sampai rela berburu ke mana-mana...(pikir-pikir, saya memang tidak pernah BENAR-BENAR suka dengan satu jenis barang sampai jadi kolektor fanatik)


Saya penggemar film-film lama, terutama film Indonesia tahun '70-an, terutama lagi yang bintangnya Rano Karno. Rasanya nggak pernah bosan menonton "Gita Cinta dari SMA" dan sekuelnya, "Puspa Indah Taman Hati". Tiap kali diputar di TV, saya pasti nonton. Saya juga suka film-filmnya Ateng & Iskak, apalagi "Ateng Minta Kawin". They're just terific. Terus, saya nggak pernah kapok nonton Warkop versi mahasiswa. Meskipun sudah hapal di mana bagian-bagian lucunya, masih bisa ketawa.
Saya suka "My Girl", "Forest Gump", "Grease", salah satunya karena settingnya lama.


Saya TERAMAT SANGAT TERTARIK SEKALI dengan ide penjelajahan waktu; mesin yang melintasi batas dan ruang. Kalau suatu hari mesin semacam itu tercipta, saya rela jadi kelinci percobaan. Dan daripada mengintip masa depan, saya lebih ingin kembali ke masa lalu.


Saya jarang membuang barang. Alasannya: kenangan. Saya punya botol minyak kayu putih kosong yang sudah 10 tahun saya simpan karena si botol mengingatkan saya akan satu minggu menyenangkan yang pernah saya alami. Saya punya pensil 2B super pendek yang saya pinjam dari seorang kecengan di bangku SMP. Saya menyimpan surat, tiket kereta, tiket bioskop, segepok struk wartel, bahkan bon makan; Semua yang mengingatkan saya pada pacar pertama.


...
So I guess, if I had to be one of the character in Charles Dickens's Christmas Carol, I'd choose 'the Ghost of the Past'.

1 comment:

JengMayNot said...

Hehehe.. salam kenal! Lompat ke sini dari blognya Okke. Eh.. saya juga suka banget buku bekas. Karena alasan yang sama.. ada "history" di buku itu. Oldies juga suka.. :) Tapi nggak suka filmnya Rano Karno :)