Tuesday, August 22, 2006

Di Depan Rutan Salemba

Engkau mungkin takkan pernah tahu
(dan sampai kapan pun aku takkan memberitahumu)
Siang terik itu aku tergugu sejenak di lapangan parkir,
di seberang rutan
Memandangi tembok tinggi yang menghalangi kita
Begitu dekat, hanya terhalang tembok
Begitu jauh, karena dihalangi tembok
Aku mengira-ngira,
sudah berapa kali pikiran itu melintas di kepalamu
Untuk melompati tembok
dan berlari mendapati anak istrimu

2 comments:

jabrik said...

Siapa dibui? pasti lagi liputan ya?

jabrik said...

Nice poet