Friday, March 12, 2004

...

Apa yang kamu rindukan dari masa kecil?
Kalau saya, kemewahan untuk dimaklumi, kesempatan untuk menangis, guling-gulingan, teriak AAAAAAAAAAARRRRRGGGGGGGGGGGGGGGHHHH kapanpun saya mau. Anak kecil mana pun yang nangis sambil guling2an cuma akan mengundang kalimat, "Dasar anak-anak" atau "Anak siapa, sih?" atau "Untung bukan anak gue" atau "Jangan sampe.. gue punya anak kayak gitu". Coba kl saya yg begitu? Bisa dicap sinting.

Saya capek, lahir batin.
Ada bungkusan kosong yang sudah beberapa lama saya seret. Memang kosong, tapi kenapa semakin lama makin terasa berat?

Saya ingat artikel di Kompas Minggu kemarin. "Satu hari, perempuan akan terbangun dan bertanya, 'ke mana perginya diriku?'" Terlalu banyak yang diberikan, sampai tak tersisa ruang untuk diri sendiri.

Kemarin malam, waktu kepala sedang penuh-penuhnya, seorang teman menelepon, berkeluh kesah tentang pacarnya. Pengeeen... bgt bilang, "Gue sayang sama elo, tapi kl curhatnya besok aja gimana?" Tapi kalimat itu juga ngga keluar. Kalau sampai keluar, besok2 dia akan bertanya, "Waktu itu lo kenapa, Ey?" Dan sumpah, i'm not in the mood for explaining things.

Kota ini juga bertambah menyebalkan. Kerumitan yang tak berujung. Bising, kotor, bau, MACET(!!!!!!). Akibatnya, saya harus menunggu malam, baru pulang. Menghabiskan waktu di kantor (dan membuat redpel majalah tetangga berkomentar, "Eyi, kehidupannya cuma di depan komputer itu, ya?"), atau chatting di warnet (di kantor ga bisa chatting!), atau jalan sama teman, atau menghamburkan uang untuk hal-hal kecil yang saking kecilnya sampai membuat saya bingung di pertengahan bulan: 'Duit gue kemane aja, sih?'

Saya pengen sendirian, di tempat yang tenang (sekarang saya tahu kenapa saya betah berlama-lama di kamar mandi. itu satu-satunya tempat di mana saya benar-benar bisa sendirian).
........................
Nggak ah, saya pengen ditemenin. Tapi yang menemani ngga boleh berisik. Diam, diam saja. Jangan bersuara, jangan bertanya, jangan menjelaskan, jangan marah-marah, jangan apa pun juga. Duduk saja, temani saya. Diam.

No comments: